Senin, 10 Desember 2012

Jenis Karangan Bahasa Indonesia


Deskripsi

Karangan Bahasa Indonesia banyak ditemukan dalam buku-buku, surat kabar, internet, maupun media lainnya. Mengarang merupakan kegiatan yang melatih kita berpikir sistematis. Karangan deskripsi merupakan salah satu jenis karangan yang sering dipelajari siswa melalui mata pelajaran bahasa Indonesia. Jenis karangan Bahasa Indonesia tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kata deskripsi berasal dari kata bahasa latin describe yang berarti menulis tentang sesuatu atau membeberkan suatu hal. Kata deskripsi juga dapat berasal dari bahasa Inggris description yang berarti melukiskan dengan bahasa. Jadi jenis karangan bahasa indonesia deskripsi adalah suatu tulisan atau karangan yang bertujuan menggambarkan atau melukiskan pengalaman, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pencecapan situasi atau masalah.
Dalam jenis karangan Bahasa Indonesia deskripsi, penginderaan terhadap suatu peristiwa akan melahirkan suatu gambaran mengenai peristiwa itu seperti yang dilihat, diraba, didengar, dicium, atau dirasa. Demikian pula penginderaan terhadap suatu keadaan, situasi, atau masalah akan melahirkan gambaran atau lukisan yang bertumpu pada penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, atau pengecapan.
Dalam suatu karangan Bahasa Indonesia deskripsi, pengarang berusaha memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan, dan perasaannya terhadap pembaca dengan menyampaikan sifat dan semua perincian yang dapat ditemukan pada suatu objek. Oleh karena itu, penulis harus dapat memilih kata-kata yang tepat untuk menggambarkan objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup.
Berdasarkan penggambaran objeknya, jenis karangan Bahasa Indonesia deskripsi terbagi atas deskripsi ekspositoris dan deskripsi sugestif atau impresionistik. Deskripsi ekspositoris adalah deskripsi yang menitikberatkan pada penggambaran objek yang dapat memberikan informasi kepada pembaca tanpa ada niat untuk menggugah imajinasi pembaca.
Adapun deskripsi sugestif atau impresionistik adalah deskripsi yang menitikberatkan pada penggambaran objek yang dapat menggugah daya khayal pembaca sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang disuguhkan pengarang.

Ada beberapa metode atau teknik yang dapat dipergunakan untuk mengembangan karangan Bahasa Indonesia deskripsi, yaitu sebagai berikut.

1. Menyusun Objek Sampai yang Sekecil-Kecilnya dalam Karangan Bahasa Indonesia Deskripsi
Dalam membuat karangan Bahasa Indonesia deskripsi, pengarang harus memiliki kemampuan dalam menyusun objek dari yang mulai paling besar hingga yang paling kecil. Artinya, dalam teknik ini, detail dari objek harus disusun sedemikian rupa sehingga gambarannya menjadi jelas dan terinci. Kemampuan pengarang dalam menyusun objek ini akan sangat membantu pembaca dalam mengikuti deskripsi objek yang diceritakan dalam karangan bahasa iNdonesia deskripsi.

2. Berbagai Pendekatan dalam Karangan Bahasa Indonesia Deskripsi
a)  Pendekatan realistis dalam Karangan Bahasa Indonesia Deskripsi
Pendekatan realistis berusaha agar pendeskripsian suatu objek dilakukan seobjektif mungkin. Pendekatan ini dapat digambarkan dengan kerja sebuah kamera yang mengambil suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kamera tidak memberikan penilaian mana yang penting, tetapi apa saja yang berada di depan lensa, seluruhnya direkam gambar.
b) Pendekatan impresionistis dalam Karangan Bahasa Indonesia Deskripsi
Pendekatan ini berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. Pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan atau interpretasi terhadap bagian-bagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya. Hal ini dapat diumpamakan dengan pembuatan gambar yang dikerjakan oleh pelukis.
Objek yang dilukis oleh seorang pelukis, hasilnya adalah lukisan objek yang bersifat subjektif.  Jika hasil pemotretan persis sama dengan objek yang sebenarnya, maka hasil pelukisan tidak persis sama dengan keadaan yang sebenarnya karena lukisan itu telah dikenai subjektivitas si pelakunya.
c) Pendekatan menurut sikap pengarang dalam Karangan Bahasa Indonesia Deskripsi
Dalam hal ini pengarang dapat mengambil sikap masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, seenaknya, atau sikap ironis. Semua sikap itu bertalian erat dengan tujuan yang akan dicapai pengarang. Dengan mengungkapkan sikapnya, pengarang ingin mengungkapkan bahwa objek yang digambar-kannya diwarnai oleh reaksi pengarang terhadap objek itu. Dengan pendekatan ini, pengarang ingin menyampaikan sesuatu yang juga dirasakan oleh pembaca.

3. Pilihan Kata dalam Karangan Bahasa Indonesia Deskripsi
Karangan Bahasa Indnesia deskripsi menghendaki adanya diksi yang tepat. Diksi ini berhubungan dengan tujuan pengarang. Seorang pengarang yang ingin menggambarkan suasana hati seseorang tentu akan memilih kata yang tepat yang secara akurat dapat mewakili ungkapan suasana hati itu. Pengarang lain yang ingin menggambarkan objek berdasarkan pendekatan objektif tentu akan memilih kata yang mendukung objektivitas.
Untuk pengungkapan sugestif atau subjektif akan menggunakan kata-kata yang memiliki makna konotatif atau makna figuratif. Sedangkan untuk pengungkapan yang bersifat objektif digunakan kata-kata yang memiliki makna denotatif.

4. Penggambaran atau Pelukisan Suatu Tempat dalam Karangan Bahasa Indonesia Deskripsi
Tempat merupakan arena berlangsungnya peristiwa atau kisah. Karangan Bahasa Indonesia deskripsi terasa lengkap jika disertai gambaran tempat. Dalam melukiskan tempat, tentulah pengarang memilih tempat yang akan digambarkannya itu sesuai dengan suasana hatinya. Sehubungan dengan hal itu tentulah ia akan memilih bagian yang relevan untuk digambarkan.
Pengarang tidak mungkin menggambarkan semua suasana hati dan semua hal dalam tulisannya. Dalam menggambarkan hal atau sesuatu yang relevan itu diperlukan urutan penyajian yang sesuai dengan suasana dan hal-hal yang relevan itu.

5. Penggambaran atau Pelukisan Manusia dalam Karangan Bahasa Indonesia Deskripsi
Dalam  teknik ini yang digambarkan adalah fisik, milik, tindakan, perasaan, dan watak. Cara penggambarannya dapat dilakukan melalui deskripsi perbuatan, deskripsi fisik, suasana nyata, dialog, reaksi tokoh-tokoh lain, dan pendekatan psikologis.
Karangan Bahasa Indonesia deskripsi lebih banyak digunakan dalam tulisan yang berisi human interest, feature (laporan perjalanan), dan karya sastra. Deskripsi sangat efektif untuk menarik perhatian pembaca karena dapat menyentuh imajinasi sehingga pembaca dapat membayangkan apa yang dideskripsikan.

Contoh Karangan Deskripsi

Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tertidur. Serta dapat ku lihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya. Aku berjalan kehalaman depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari kejauhan terlihat sawah-sawah milik para petani yang ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai. Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makanan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesa ku rata-rata penduduknya berprofesi sebagai petani.

    Pagi ini terlihat sangat sibuk, dijalan-jalan terlihat ibu-ibu yang tengah berjalan menuju pasar untuk berjualan sayuran. Tetangga ku seorang peternak bebek juga tidak kalah sibuknya dengan orang-orang. Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring bebek-bebeknya kerawa dekat sawah untuk mencari makanan, bebek-bebek yang pintar mereka berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita bangun tidur.

    Dihalaman rumah kakek ku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang sedang berbuah sangat lebat, disamping kiri pohon mangga terdapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya. Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. Sungguh pemandangan yang indah desa yang sangat asri dan damai ini adalah desa tempat tinggal kakek ku serta tempat kelahiran ku. Desa yang bernama Nambahdadi ini adalah tempat yang paling sering aku kunjungi saat liburan. Selain bias bertemu kakek dan nenek aku juga bias melihat pemandangan yang indah nan damai.

Persuasi
Paragraf Persuasi adalah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti dan juga melaksanakan apa yang menjadi ajakan dari ide tersebut.
Paragraf persuasi memang memiliki banyak kesamaan dengan paragraf argumentasi, bedanya paragraf persuasi lebih cenderung menjadi sebuah ajakan.

Ciri - ciri Paragraf Persuasi
  1. 1.    Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
  2. 2.    Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
  3. 3.    Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
  4. 4.    kepercayaan antara penulis dengan pembaca.
  5. 5.    Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak
  6. 6.    hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
  7. 7.    Persuasi memerlukan fakta dan data.



Pendekatan Paragraf Persuasi
Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emotif yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi.
Contoh :
1.Propaganda kelompok / golongan, kampanye
Tujuannya agar masyarakat mendukung partai, kelompok atau golongan tersebut.
2.Iklan dalam media massa,lebaran, dsb
Tujuannya agar pembaca atau siapapun yang melihat iklan tersebut membeli barang atau menggunakan jasa tersebut.

Menulis Paragraf Persuasi
Langkah-langkah menyusun paragraf persuasi
1.Menentukan Topik dan Tujuan Dalam Paragraf Persuasif
Dalam paragraf persuasif, tujuan penulis dapat dikemukakan secara langsung. Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis adalah “Menghidari pengaruh buruk nakotika dan obat-obatan terlarang lainnya”.
Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa narkotika dan obat-obat terlarang lain merupakan pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa pecandunya ke liang lahat.

2.Membuat kerangka Karangan Paragraf Persuasif
Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya. Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah Paragraf Persuasi susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas.

3.Mengumpulkan Bahan Untuk Paragraf Persuasif
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan penyebaran angket kepada responden. Pada saat mengumpulkan bahan, kita dapat membuat catatan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat dijadikan sebagai barang bukti
Contoh : “Peneliti mengungkapkan bahwa sebab-sebab seseorang dapat terjerumus ke dalam dunia narkotika: 45% broken home, 20% frustasi, 17% ingin disebut modern, dan sisanya karena sebab lain (Sukartono, 1987:45)“
Artinya: Data tersebut diperoleh dari buku karangan Sukartono yang diterbitkan pada tahun 1987, halaman 45.

4.Menarik Kesimpulan dari Paragraf Persuasif
Penarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasi harus kita lakukan dengan benar agar tujuan kita tercapai. Suatu kesimpulan dapat dibuat apabila data yang diperoleh telah dianalisis. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan cara induktif atau deduktif.
Contoh:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa kota besar di Jawa Barat dapat dikemukakan ciri-ciri seorang pecandu narkoba adalah....

5.Penutup Paragraf Persuasif
Pada bagian ini penulis akan memberitahukan inti dan maksud dari penjabaran fakta-fakta yang ada dalam paragraf tersebut dalam 1-2 kalimat berupa ajakan atau himbauan yang biasanya terletak pada akhir kalimat (induktif).
contoh:
Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan lingkungan kota ini dengan berbagai macam usaha. Di antaranya adalah dengan penghijauan, pembuatan taman kota, dan pelarangan membuang sampah di sembarang tempat. Ini semua dapat mengendalikan keindahan Kota Jakarta.

Contoh Karangan Persuasi

Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga, karena semua itu perlu proses dan cara yang berlanjut.


Eksposisi

Karangan / Paragraf Eksposisi - Paragraf Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.
Di sinilah perbedaannya dengan karangan deskripsi. Karangan deskripsi bertujuan menggambarkan / melukiskan sesuatu sehingga seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri. Karangan deskripsi dapat bersifat ilmiah atau nonilmiah. Sumber karangan diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian, dan imajinasi.
Paragraf Eksposisi tidak selalu terbagi atas bagian-bagian yang disebut pembukaan, pengembangan, dan penutup. Hal ini sangat tergantung dari sifat karangan dan tujuan yang hendak dicapai.


Beberapa Point Penting Karangan / Paragraf Eksposisi

A. Topik Topik Dalam Karangan Eksposisi
1. data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada, dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya;
2. suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta; dan
3. fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian.

B. Contoh Urutan Analisis Paragraf Eksposisi
1. urutan kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa,
2. urutan fungsional,
3. urutan atau analisis sebab akibat, dan
4. analisis perbandingan.

C. Langkah-langkah Menulis Paragraf Eksposisi
1. menentukan tema,
2. menentukan tujuan karangan,
3. memilih data yang sesuai dengan tema, dan
4. membuat kerangka karangan, mengembangkan kerangka menjadi karangan.

D. Langkah-langkah Menyusun Paragraf Proses
Pola pengembangan karangan eksposisi bisa bermacam-macam, di antaranya pola pengembangan proses. Paragraf proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan bagaimana bekerjanya, bagaimana mengerjakan hal itu (membuat hal ini), bagaimana barang itu disusun, bagaimana hal itu terjadi. Berikut langkah penulisannya :
1. Penulis harus mengetahui perincian secara menyeluruh.
2. Membagi perincian atas tahaptahap kejadiannya. Bila tahaptahap kejadian ini berlangsung dalam waktu yang berlainan, penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.

E. Contoh Karangan / Paragraf Eksposisi
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita sudah mengenal tanaman lidah buaya serta manfaatnya. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai penyubur rambut, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan.
Tumbuhan tanpa buah ini mempunyai ciri: daun berbentuk panjang, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tetapi justru sebagai minuman yang menyehatkan.                                 (Contoh karangan paragraf ekposisi 1 )

Walaupun tidak terjadi setiap tahun, peristiwa umbal balik di waduk-waduk sangat merugikan para petani ikan Karamba Jaring Apung (KJA) karena berdampak kematian massal pada ikan. Peristiwa ini terjadi dengan tiba-tiba tanpa ada kesempatan untuk mengungsikan atau melakukan panen dini. Pernyataan Prof. Otto Sumarwoto benar belaka bahwa peristiwa umbal balik merupakan gejala alam biasa yang terjadi jika penurunan suhu lapisan air permukaan lebih rendah dari suhu lapisan air di bawahnya. Hal itu mengakibatkan berat jenis air permukaan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan lapisan air di bawahnya sehingga terjadi peristiwa umbal balik massa air lapisan atas turun ke bawah berganti tempat dengan massa air lapisan bawah yang pindah ke atas. ( Contoh karangan paragraf ekposisi 2 )

Setiap orang menggosok gigi. Ada yang pagi sore setiap mandi ada yang setiap selesai makan. Ini bergantung pada keyakinan masing masing mengenai bagaimana merawat gigi dengan baik. Warne pasta yang digunakan pun bermacam macam, ada yang putih polos, putih bergaris merah atau hijau, atau lainnya. Akan tetapi, apabila diperhatikan, ada yang tidak berubah pada alat perawatan gigi tersebut. Ternyata alat perawatan gigi seperti yang kita kenal selama ini memang sudah diyakini sebagai yang terbaik sampai saat ini, dan tidak perlu diubah. Ini terlihat dari kenyataan bahwa kemasan yang berbentuk tube itu adalah yang paling tepat untuk pasta gigi, lalu rasa dan tekstur pasta di dalam tube itu pun sudah cukup membuat orang senang menyikat gigi, dan semua ini didukung pula oleh cara promosi yang memang meyakinkan. ( Contoh karangan paragraf ekposisi 3 )

Angin adalah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gerakan udara ini dikendali kan panas matahari. Udara panas lebih ringan daripada udara dingin. Udara panas naik jika dipanasi matahari, lalu tempatnya digantikan oleh udara dingin. ( Contoh karangan paragraf ekposisi 4 )

Argumentasi
Paragraf Argumentatif - Karangan argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar pembaca mau mengubah pandangan dan keyakinannya kemu-dian mengikuti pandangan dan keyakinan penulis. Keberhasilan sebuah karangan argumentasi ditentukan oleh adanya pernyataan/pendapat penulis, keseluruhan data, fakta, atau alasanalasan yang secara langsung dapat mendukung pendapat penulis.
Keberadaan data, fakta, dan alasan sangat mutlak dalam karangan argumentasi. Bukti-bukti ini dapat berupa benda-benda konkret, angka statistik, dan rasionalisasi penalaran penulis.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Contoh kalimat pertama (1) di atas adalah pernyataan/pendapat dan kalimat kedua adalah pendukung. Di samping itu, penulis pun menjelaskan hubungan antara pernyataan/pendapat dengan fakta/ data pendukung, agar pembaca mempunyai gambaran yang jelas tentang hal yang disampaikan. Lebih-lebih bila tulisan itu disertai data empiris yang dapat dipercaya kebenarannya.
Dalam berargumentasi, unsur-unsur yang ada harus diatur secara logis dengan bentuk penalaran tertentu. Bentuk penalaran yang ada adalah penalaran induksi dan penalaran deduksi. Penalaran induksi adalah bentuk penalaran yang bertolak dari pernyataan khusus kemudian menarik kesimpulan secara lebih umum. Penalaran induktif tidak boleh membuat kesimpulan yang melebihi kelayakan fakta sebagai pendukung. Penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan umum yang dipakai untuk mengamati pernyataan khusus sebagai dasar mengambil kesimpulan.

Berikut ini struktur penulisan argumentasi.
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang masalah dan permasalahan.
2. Isi
Isi karangan adalah keseluruhan uraian yang berusaha menjawab permasahan yang dikemukakan dalam pendahuluan. Uraian isi karangan berupa pernyataan, data, fakta, contoh, atau ilustrasi yang diambil dari pernyataan, pendapat umum, pendapat para ahli, hasil penelitian, kesimpulan yang dapat mengukuhkan bahwa
pemecahan permasalahan itu harus demikian.
3. Penutup
Penutup berupa ikhtisar atau kesimpulan. Adapun langkah-langkah dalam menulis argumentasi adalah sebagai berikut:
·         memilih topik karangan,
·         mengumpulkan bahan,
·         menyusun kerangka karangan,
·         mengembangkan pendahuluan,
·         mengembangkan isi karangan,
·         membuat penutup karangan.